Guru sebagai bagian dari Aparatur Sipil
negara (ASN) memiliki tiga fungsi pokok yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa (UU No. 5 Tahun
2014). Peserta didik adalah salah satu bagian dari masyarakat yang harus
diberikan pelayanan prima. Peran guru sebagai fasilitator dalam memberikan
pelayanan kepada siswa untuk dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran
sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Namun di masa pandemi ini, pembelajaran akan
terasa sedikit sulit dan rancu karena antara guru dan peserta didik tidak
bertatap muka secara langsung. Apalagi di daerah perbatasan masih saja dijumpai
sebagian tempat tinggal peserta didik masih terkendala dengan akses internet
yang kurang memadai dalam proses pembelajaran daring.
Di sisi lain, pembelajaran bermakna harus
diberikan kepada peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik harus menciptakan
inovasi yang kreatif di masa pandemi ini. Tanpa harus melupakan protokol kesehatan
covid-19.
Inovasi
pembelajaran merupakan strategi penting dan urgen yang harus dilakukan oleh
guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih menyenangkan, terasa
hidup, dan lebih bermakna. Jika inovasi dalam pembelajaran sering dilakukan.
Apalagi di masa pandemi seperti ini. Sebagian peserta didik cenderung mengalami
ritme belajar yang pasif dan kurang responsif.
Dengan adanya
inovasi yang kreatif di masa pandemi maka sangat diharapkan dapat memberikan
motivasi dan semangat baru kepada peserta didik
untuk lebih terpacu dan giat belajar.
Berinovasi di
masa pandemi tidaklah salah. Namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana
keefektifan dari inovasi tersebut, dan juga harus memperhatikan zona dimana
akan melakukan pembelajaran secara langsung di masa pandemi ini. Apakah wilayah
tersebut zona hitam, merah, kuning, oranye ataukah hijau.
Pembelajaran di
masa pandemi ini, membuat sebagian guru terpacu untuk selalu berinovasi seperti
menciptakan video-video pembelajaran berbasis digital yang interaktif. Namun
ada kalanya materi yang disampaikan harus lebih bermakna dengan melakukan
pengamatan langsung dengan menggunakan Alat pengamatan seperti Mikroskop,
meskipun sebenarnya pembelajaran ini bisa di simak melalui youtube dan Lab maya di Portal Rumah Belajar..
Tapi dengan
menghadirkan peserta didik dan melakukan pengamatan langsung akan membuat
peserta didik tersebut terasa belajar lebih bermakna, walau di masa pandemi
seperti sekarang ini.
Pembelajaran luring ini, hanyalah
memfasilitasi minat peserta didik yang ingin melihat secara langsung seperti
apa struktur jaringan tumbuhan dan peserta didik yang mengalami kendala atau
masalah dalam proses belajarnya. Tak ada paksaan bagi mereka jika tidak ingin
mengikuti pembelajaran langsung tersebut. Karena untuk saat ini sebagian peserta
didik masih diharuskan belajar dari rumah.
Dari 80 peserta
didik kelas XI IPA hanya sekitar 23 orang yang ingin mengikuti pembelajaran
luring ini. Sebagai guru mata pelajaran Biologi saya harus memfasilitasi mereka, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
covid-19.
Pembelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan hutan sekolah sebagai Base camp dalam menerima materi tersebut dalam bentuk praktikum
sederhana, yang mana sebelumnya saya telah menyediakan 5 unit mikroskop cahaya
di hutan tersebut, lalu mereka melakukan pengamatan langsung. Sesuai dengan bahan-bahan
pengamatan yang telah disediakan di hutan sekolah maupun yang mereka sediakan
dari rumah.
Perlu pengawasan
dan penanganan khusus dalam pembelajaran luring tersebut, dalam hal memperhatikan
protokol kesehatan covid-19. Seperti pengecekan suhu, pemberian hand
sanitizer, penyediaan alkohol 70 %, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan
masker, social distancing, dan
pengaturan jumlah anggota kelompok, serta jadual yang harus dibuat persesi,
agar terhindar dari resiko kerumunan yang berlebihan.
23 orang
tersebut akan dibagi menjadi 3 sesi, dalam 1 sesi dipecah lagi menjadi 4
kelompok kecil. Dalam satu kelompok kecil itu terdiri dari dua atau tiga orang
anggota. Adapun pelaksanaan dari pembelajaran luring ini dilaksanakan di Hutan
Sekolah SMA Negeri 1 Sebatik yang terletak di belakang sekolah.
Peserta didik
melakukan pengamatan langsung tentang jaringan tumbuhan dengan menggunakan
mikroskop. Pembelajaran ini cukup sederhana, namun sangat berarti bagi peserta
didik dalam meningkatkan semangat belajarnya. Hal ini sangat terlihat jelas
ketika saya melakukan observasi selama proses pembelajaran itu berlangsung,
terlihat peserta didik sangat antusias sekali dan bersemangat mengikuti
prosedur praktikum langkah demi langkah. Hal ini juga sedikit bisa mengobati kerinduan peserta didik karena selama
masa pandemi mereka belajar dari rumah (BDR).
Belajar dengan menerapkan metode pembelajaran
langsung di dunia pendidikan merupakan metode yang tak asing lagi, bagi
kalangan guru atau tenaga pendidik. Inovasi dan kreatifitas yang efektif dan
efisien sangat diperlukan bagi tenaga pengajar atau pendidik untuk menghadapi
tantangan yang semakin maju dan semakin berdaya saing.
IPTEK adalah salah cara untuk menghadapi tantangan
tersebut. Namun demikian, sebagian besar tenaga pendidik hanya berfokus pada media
atau alat peraga sebagai sarana pendidikan untuk mempermudah mentrasfer knowledge kepada peserta didik.
Padahal, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar seperti
hutan yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar dan membuat peserta didik
lebih aktif dan peduli dengan lingkungannya. Dan tentunya lingkungan tersebut berperan
penting dalam mendukung proses pembelajaran peserta didik.
Pembelajaran langsung dengan memanfaatkan Hutan sekolah sebagai Laboratorium Alam
merupakan metode yang efektif untuk menjawab kebosanan peserta didik di tengah
pandemi sekarang ini.
Alam telah
menyediakan materi-materi yang sungguh luar biasa hebatnya. Tugas kita sebagai
pendidik adalah memanfaatkan anugerah tersebut sebagai sarana, sekaligus sumber
belajar yang efektif dan efisien.
Namun di masa pandemi seperti ini tentunya kita
harus memperhatikan berbagai hal seperti bagaimana dengan kesiapan mengenai
protokol kesehatan covid-19, dan materi apa yang cocok untuk diterapkan di
Laboratorium alam tersebut serta mempertimbangkan segala sesuatunya, sehingga
pemanfaatan hutan sekolah sebagai laboratorium alam akan mampu menciptakan
proses pembelajaran Biologi yang lebih menarik dan menyenangkan serta tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Saya mencoba memfasilitasi peserta didik saya pada pembelajaran Biologi dengan materi jaringan tumbuhan, yang mana pada materi ini diperlukan sebuah alat pengamatan yaitu mikroskop. Sehingga, pengamatan bagian-bagian anatomi tumbuhan tersebut baik organ akar, batang, dan daun dapat terlihat dengan jelas. Sedangkan, bagi mereka yang tidak sempat belajar luring di hutan sekolah. Maka mereka dapat menyimak lab virtual di Portal Rumah Belajar dengan materi yang sama.
Selain itu, dengan memanfaatkan layanan aplikasi belajar yang telah di kembangkan oleh Pusdatin Kemdikbud di Portal Rumah Belajar maka, akan sangat membantu saya dalam menuntaskan pembelajaran saya. Apalagi portal tersebut dapat diakses secara gratis dan juga banyak menyediakan fitur-fitur pendukung selain dari fitur utama.
Materi yang jelas, ringkas, dan padat akan sangat memudahkan peserta didik saya memahami materi yang saya ajarkan. Peserta didik dapat melakukan simulasi dan merancang sendiri praktikum yang akan mereka rencanakan seperti misalnya praktikum anatomi tumbuhan secara virtual di laboratorium maya.
Selain itu peserta didik dapat mendalami materi jaringan tumbuhan yang telah mereka pelajari di hutan sekolah dengan cara membuka portal tersebut dan mempelajarinya. Sehingga mereka terasa belajar secara bermakna dan menyenangkan. Peserta didik dapat membuka portal rumah belajar tersebut pada halaman https://belajar.kemdikbud.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar